BAHAN AJAR
BAHASA INDONESIA
REFERENSI
1. Komposisi BI untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa oleh Lamudin Finoza.
2. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah oleh Panuti Sudjiman dan Dendy Sugono.
3. Bahasa Indonesia Baku oleh Gatot Susilo Sumowijoyo.
BAHASA INDONESIA
REFERENSI
1. Komposisi BI untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa oleh Lamudin Finoza.
2. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah oleh Panuti Sudjiman dan Dendy Sugono.
3. Bahasa Indonesia Baku oleh Gatot Susilo Sumowijoyo.
Drs. H.A.NURHADI, S.Pd., M.Si
DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIJA SUMENEP
Mart 2011
PERTEMUAN KE-1
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya.
Fungsi Bahasa
o sebagai sarana komunikasi
o sebagai sarana integrasi dan sosialisasi
o sarana kontrol sosial
o sarana memahami diri
o sarana ekspresi diri
o sarana mamahami orang lain
o sarana mengamati lingkungan sekitar
o sarana berpikir logis
o sarana membangun kecerdasan
o sarana mengembangkan kiecerdasan ganda
o sarana membangun karakter
o sarana mengembangkan profesi
o sarana menciptakan kreativitas baru
KEDUDUKAN BI:
BAHASA NASIONAL DAN BAHASA NEGARA
BAHASA NASIONAL DAN BAHASA NEGARA
FUNGSI BAHASA NASIONAL
o Lambang kebanggaan nasional
o Lambang identitas nasional
o Alat pemersatu suku bangsa
o Alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya
FUNGSI BAHASA NEGARA
o Bahasa resmi kenegaraan
o Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
o Alat perhubungan pada tingkat nasional
o Alat pengembangan kebudayaan, iptek, dan seni
RAGAM BAHASA INDONESIA
1. Berdasarkan cara berkomunikasi
a. Ragam Lisan
b. Ragam Tulis
2. Berdasarkan cara pandang penutur
a. Ragam Dialek
b. Ragam Terpelajar
c. Ragam Resmi
d. Ragam Takresmi
3. Berdasarkan topik pembicaraan
a. Ragam Hukum
b. Ragam Bisnis
c. Ragam Sastra
d. Ragam Kedokteran, dll
BI YANG BAIK DAN BENAR
*BAHASA YANG BAIK adalah bahasa yang dapat dimengerti oleh komunikan dan ragamnya sesuai dengan situasi saat bahasa itu digunakan.
*BAHASA YANG BENAR adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa.
PERTEMUAN KE-2
EJAAN adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan Bahasa Indonesia yg berlaku sekarang adalah EYD.
PEMAKAIAN HURUF KAPITAL
1. Huruf pertama kata pada awal kalimat.
2. Huruf pertama petikan langsung
3. Huruf pertama unsur-unsur nama orang.
4. Huruf pertama nama gelar/singkatan nama gelar.
5. Huruf pertama semua kata nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata sambung yang tidak terletak pada posisi awal.
6. Dll.
PEMAKAIAN HURUF MIRING
1. Untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
2. Untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
3. Untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
PENULISAN KATA
1. Kata Dasar: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
2. Kata Turunan: bertepuk tangan
bergeletar
menyebarluaskan
antarkota
3. Kata Ganti: kauambil
4. Kata Depan: ke sana
5. Partikel: apa pun, satu per satu
* SINGKATAN DAN AKRONIM
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
Misalnya: A. Nurhadi, S.E., Sdr., DPRD, dll., a.n., cm,
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakuka sebagai suku kata.
Misalnya: Unija, STIKA, pemilu, tilang, dll.
PERTEMUAN KE-3
vPENULISAN ANGKA DAN LAMBANG BILANGAN
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
Misalnya: 0,5 sentimeter
pukul 15.00
17 Agustus 1945
2000 rupiah
Rp5000,00
Jalan Kartini I No. 5
Bab X, pasal 5, halaman 252
Abad XX
Abad ke-20, abad kedua puluh
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
v PENULISAN UNSUR SERAPAN
Misalnya:
aerodinamika (aerodinamics) vaksin (vaccine) skema (schema)
hemaglobin (haemaglobin) karisma (charisma) rasio (ratio)
trailer (trailler) kolera (cholera) metode (methode)
hidraulik (hydraulic) kromosom (chromosome) skripsi (scriptie)
konstruksi (construction) teknik (technique) kuorum (quorum)
kubik (cubic) eselon (echelon) vakum (vacuum)
klasifikasi (classification) mesin (machine) taksi (taxi)
kristal (crystal) cek (check) ekses (excess)
sentral (central) Cina (China) massa (mass)
sirkulasi (circulation) efek (effect) analog (analoog)
silinder (cylinder) deskripsi (description) trotoar (trottoir)
akomodasi (accomodation) idealis (idealist) korektor (corrector)
akulturasi (acculturation) kompor (komfoor) kualitas (quality)
akumulasi (accumulation) fase (phase) direktur (director)
aksesori (accesory) frekuensi (frequency) dialog (dialogue)
v PEMAKAIAN TANDA BACA
· Tanda Titik (.)
o Ayahku tinggal di Solo.
o III. Departemen Dalam Negeri
o Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
o Direktorat Jenderal Agraria
o Pukul 1.35.20
o Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
o Desa itu berpenduduk 2.007 orang.
o Ia lahir pada tahun 2007 di Sumenep.
o Yth. Sdr. A. Nurhadi (tanpa titik)
o Jalan Trunojoya 13 (tanpa titik)
o Sumenep (tanpa titik)
• Tanda Koma (,)
o Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
o Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
o Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
o (Saya tidak akan datang kalau hari hujan)
o Kata ibu, “Saya gembira sekali.”
o Surat-surat itu harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Wiraraya, Jalan Jokotole 222, Sumenep.
o Teguh, Muhammadl. 1999. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
o Ramlan, S.E., M.M.
o Rp12,50
o Guru saya, pak Ahmad, pandai sekali.
o Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
· Tanda Titik Koma (;)
ü Ibu mengurus tanamannya di kebun; Ayah sibuk memasak di dapur; Saya sendiri asyik menelaan catatan hasil kuliah Bahasa Indonesia.
· Tanda Titik Dua (:)
ü Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
ü Hari : Senin
Tanggal : 22 Pebruai 2007
Waktu : 09.30
ü Tempo, I (1971), 34:7
· Tanda Hubung (-)
ü anak-anaik (bukan: anak-2)
ü Dua puluh lima-ribuan (maksudnya: 20 X 5000)
ü se-Indonesia
ü 2000-2010 (maksudnya: sampai dengan)
- Tanda Pisah ( - )
o tanggal 5 – 16 April 2006
- Tanda Elipsis (…)
o Sebab-sebab kemerosotan akan … akan diteliti lebih lanjut.
- Tanda Tanya
o Kapan ia berangkat?
o Ia dilahirkan pada tahun 1833 (?)
- Tanda Seru (!)
o Alangkah seramnya peristiwa itu!
- Tanda Kurung ((…))
ü Bagian perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
ü Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus perkembangan dalam pasaran luar negeri.
ü Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
• Tanda Kurung Siku ([…])
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan dalam Bab II [lihat halaman 35 – 38]) perlu dibentangkan di sini.
• Tanda Petik (“…”)
ü Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
ü Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam tempo.
• Tanda Petik Tunggal (‘…’)
ü feed-back ‘balikan’
ü Tanya Basri, “Kamu dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?
14. Tanda Garis Miring (/)
ü Tahun anggaran 2005/2006
ü No. 7/PK/2007
ü darat/laut (maksudnya: atau)
ü Harganya Rp25,00/lembar (maksudnya: tiap)
PERTEMUAN KE-4
ü MORFEN, KATA, FRASA, DAN KLAUSA
Morfem adalah satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan atau yang mempunyai makna.
o Wujud morfem dapat berupa imbuhan, partikel, dan kata dasar.
Contoh:
ü -an, di-, me-, ter-, dll.
ü -lah, -kah, -tah, -pun
ü bawa, rumah, main
o Bentuk dan Arti Morfem
ü Morfem Bebas: (semua kata dasar)
ü Morfem Terikat (semua imbuhan, semua partikel)
Kata adalah bentuk terkecil (dari kalimat) yang daoat berdiri sendiri dan mempunyai arti.
o Bentuk kata:
ü Kata yang bermortem tunggal (kata dasar)
ü Kata yang bermorfem banyak (kata turunan).
Frasa adalah kelompok kata yang tidak mengandung predikat dan belum membentuk klausa atau kalimat.
Ciri frasa:
· Konstruksinya tidak mempunyai predikat.
ü bahasa Indonesia (frasa)
ü belajar bahasa Indonesia (klausa)
ü Saya belajar bahasa Indonesia (kalimat)
· Proses pemaknaannya berbeda dengan idiom.
ü jumpa pers (frasa: a + b = ab)
ü gulung tikar (idiom: a + b = c)
· Susunan katanya berpola tetap/tegar/fixed.
ü jumpa pers, bukan pers jumpa
ü haus kekuasaan, bukan kekuasaan haus
ü siap tempur, bukan tempur siap.
Klausa adalah kelompok kata yang mengandung predikat.:
ü menghilang di balik awan
ü membawa sejumlah persoalan
ü meminum air meneral
PEMBAGIAN JENIS KATA
SECARA TRADISIONAL
1. kata benda (nomina)
2. kata kerja (verba)
3. kata sitar (ajektiva)
4. kata ganti (pronomina)
5. kata keterangan (adverbia)
6. kata bilangan (numeralia)
7. kata sambung (konjungsi)
8. kata sandang (artikel)
9. kata seru (interjeksi)
10. kata depan (preposisi)
TATA BAHASA BAKU BI
1. VERBA (KATA KERJA
2. AJEKTIVA (KATA SIFAT)
3. ADVERBIA (KATA KETERANGAN)
4. RUMPUN KATA BENDA (NOMINA, PRONOMINA, DAN NUMERALIA)
5. RUMPUN KATA KATA TUGAS (PREPOSISI, KONJUNGSI, INTERJEKSI, ARTIKEL, DAN PARTIKEL)
MAKNA DAN PERUBAHANNYA
Makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dengan obyek atau sesuatu (hal) yang diacunya.
Macam makna
ü Makna Leksikal (makna denotasi)
Contoh:
belah= (1) celah, (2) pecah menjadi dua, (3) setengah, (4) sisi, (5) pihak
ü Makna Gramatikal (makna konotasi)
Contoh:
lembah hitam
Sumenep kelabu
PERUBAHAN MAKNA
ü Meluas
putra-putri (dulu: putri raja)
berlayar
ü Menyempit
sarjana (dulu: semua orang pandai)
ü Amelioratif
wanita, istri, nyonya (skrg: baik)
ü Peyoratif
perempuna, bini, gerombolan, oknum (skrg: kurang
baik)
ü Sinestesis
Kata-katanya manis.
ü Asosiasi
Beri dia amplop agar urusan cepat.beres (sogokan)
PERTEMUAN KE-5
DIKSI, GAYA BAHASA, DAN IDIOM
ü Diksi adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa. Diksi adalah ketepatan pilihan kata.
Syarat-syarat ketepatan pilihan kata:
· Dapat membedakan antara konotasi dan denotasi
Contoh:
Bunga mawar disukai banyak wanita.
Jika bunga bank tinggi, orang enggan mengambil kredit bank.
· Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim.
Contoh:
Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha?
Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah
peubah peraturan yang selama ini memberatkan pengusaha.
· Dapat membedakan kata-kata yang hampir sama ejaannya.
Contoh:
intesif dan insentif
preposisi dan proposisi
· Dapat memahami dengan tepat kata-kata abstrak.
Contoh:
keadilan, kebahagiaan, kemudahan, dst.
· Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
Contoh;
antara……dan; tidak….tetapi; baik….maupun; bukan…melainkan
GAYA BAHASA (= langgam bahasa, majas) adalah cara penutur mengungkapkan maksudnya
Contoh:
majas perbandingan (personifikasi, litotes, hiperbola, dll.)
majas penegasan (repetisi, klimaks, antiklimaks, dst.)
majas sindiran (ironi, sinisme, dan sarkasme)
majas pertentangan (paradoks)
Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya.
Contoh:
gulung tikar, adu domba, muka tembok, dsb.
PERTEMUAN KE-6
FUNGSI S, P, O, Pel, DAN K DALAM KALIMAT
u KALIMAT adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subyek dan predikat dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.
« FUNGSI S (SUBYEK)
subyek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
Fungsi subyek
1. Membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, atau kalimat majemuk.
2. Memperjelas makna.
3. Menjadi pokok pikiran
4. Menegaskan (menfokuskan) makna.
5. Memperjelas pikiran ungkapan.
6. Membentuk kesatuan pikiran.
Contoh:
« Ayahku sedang melukis.
« Yang berbaju batik dosen saya.
u FUNGSI P (PREDIKAT)
Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana (sifat, situasi, status, ciri, jumlah, atau jatidiri) subyek.
Fungsi predikat:
• Membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, dan kalimat majemuk.
• Menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat.
• Menegaskan makna.
• Membentuk kesatuan pikiran.
• Sebagai sebutan.
Contoh:
ü Pengusaha sukses itu menemukan peluang bisnis barunya.
ü Bisnisnya berkembang amat pesat setelah menggunakan bahan bahan baku lokal.
u FUNGSI O (OBYEK)
Obyek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat
Fungsi obyek:
• Membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif.
• Memperjelas makna kalimat.
• Membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.
Contoh:
ü Mereka mendiskusikan anti korupsi (bukan: mengenai anti korupsi).
ü Mahasiswa itu menerangkan kerangka berpikirnya (bukan: tentang kerangka berpikirnya)
q FUNGSI Pel (PELENGKAP)
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan obyek, dan melengkapi struktur kalimat.
Contoh:
ü Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila.
ü Ia menjadi rektor.
ü Ibu membawakan saya oleh-oleh.
q FUNGSI K (KETERANGAN)
Keterangan adalah unsur kalimat yang berfungsi menjelaskan atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat.
Contoh:
ü Mahasiswa berpendapat bahwa sekarang ini sulit mendapatkan pekerjaan.
ü Kemarin rektor berangkat ke Tokyo.
KALIMAT DAN PERLUASANNYA
POLA KALIMAT DASAR
u Ciri-ciri pola kalimat dasar;
4. Berupa kalimat tunggal (satu S, satu P, satu O, satu Pel, satu K)
5. Sekurang-kurangnya terdiri dari satu S dan satu P.
6. Selallu diawali dengan S.
7. Berbentuk kalimat aktif.
8. Unsur-unsurnya berupa kata atau frase.
9. Dapat dikembangkan menjadi kalimat luas.
u Type kalimat dasar
- S – P 4. S – P – K
- S – P – O 5. S – P – O - Pel
- S – P – PeL 6. S – P – O - Ket
KALIMAT LUAS
TYPE | KALIMAT DASAR | KALIMATA LUAS |
1. | Lina tersenyum | Lina anak pak Hadi tersenyum, lalu menangis. |
2. | Rani mendapat hadiah | Gadis yang berbaju biru itu mendapat mobil dan sepeda motor baru. |
3. | Ali merasa tersisihkan | Adik bungsu saya merasa tidak diikutkan dalam pergaulan |
4. | Amin Rais tinggal di Yogyakarta. | Mantan ketua MPR RI tinggal di sebuah kota yang mempunyai julukan kota pelajar. |
5. | Yanto menghadiahi pacarnya jam tangan. | Mahasiswa teladan itu menghadiahi gadis yang dicintanya jam tangan merek terkenal buatan Swiss. |
6. | Mereka memperlakukan saya dengan sopan. | Mahasiswa semester I FIE memperlakukan dosen walinya dengan perlakuan yang semestinya. |
Kalimat berdasar bentuk dan perluasannya
1. Jumlah klausa
• Kalimat tunggal
• Kalimat nominal
• Kalimat ajektival
• Kalimat verbal
• Kalimat numeral
• Kalimat majemuk
• Kalimat majemuk setara
• Kalimat majemuk bertingkat
2. Fungsi isinya
• Kalimat berita (deklaratif)
• Kalimat tanya (interogatif)
• Kalimat perintah (interatif)
• Kalmat seru (eksklamatif)
3. Kelengkapan unsur
• Kalimat lengkap (kalimat mayor)
• Kalimat tak lengkap (kalimat minor)
4. Susunan S-P
• Kalimat biasa
• Kalimat inversi
Kalimat Majemuk Setara dan Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat Majemuk Setara
Ciri-ciri:
1. Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal.
2. Kedudukan tiap kalimat sederajat.
Contoh:
o Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan harus menjunjung tinggi etika profesi
o Para peserta seminar sudah mulai datang, sedangkan panitia belum siap.
Kalimat Majemuk Beringkat
Ciri-ciri:
1. Dibentuk dari dua atau lebih klausa.
2. Kedudukan tiap klausa tidak setara, karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama.
Contoh:
n Dia datang ketika kami sedang rapat.
n Anita menjadi mahasiswa teladan karena tekun, cerdas, dan sopan.
n Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
PERTEMUAN KE-7
KALIMAT BAKU
Kalimat baku adalah kalimat dengan ciri-ciri:
o Sesuai dengan tatabahasa (gramatikal).
o Cermat.
o Masuk akal (logis).
o Tidak bertele-tele.
o Sesuai dengan ejaan yang berlaku.
o Sesuai dengan lafal Indonesia.
Kalimat yang sesuai dengan tatabahasa
Contoh:
o Untuk mengetahui tinggi rendahnya pendidikan seseorang dapat dinilai dari cara dia berbicara.
Yang baku: Tinggi rendahnya pendidikan seseorang dapat dinilai dari caranya berbicara.
o Demikian untuk dimaklumi.
Yang baku: Demikian, bapak/ibu maklum hendaknya.
o Soal itu saya kurang jelas.
Yang baku: Soal itu bagi saya kurang jelas.
o Peristiwa itu perlu mendapat perhatian kita. Sehingga kita tidak menghadapi kesulitan pada masa yang akan datang.
Yang baku: Peristiwa itu perlu mendapat perhatian kita, sehingga kita tidak menghadapi kesulitan pada masa yang akan datang.
o Yang membatasinya hanyalah Badan Sensor film-film mana yang boleh ditonton untuk segala umum.
Yang baku: Yang membatasi film-film mana yang boleh ditonton untuk segala umur hanyalah Badan Sensor.
Kalimat yang cermat
Contoh:
o P.T. Pusri telah mendatangkan 175 buah gerbong khusus untuk mengangkut pupuk dan 4 buah lokomotif.
Yang baku: P.T. Pusri telah mendatangkan 175 buah gerbong dan 4 buah lokomotif khusus untuk untuk mengangkut pupuk.
o Yang diceritakan menceritakan tentang putera-putera raja, tentang Si Jenaka, Pak Pandir, dan sebagainya.
Yang baku: Yang diceritakan, putera-putera raja Si Jenaka, Pak Pandir, dan sebagainya.
o Sebetulnya untuk memberi definisi serta pengertian apa sebenarnya bimbingan atau “guidance” itu timbul bermacan-macam definisi dan pengertian.
Yang baku: Sebetulnya, definisi bimbingan atau “guidance” itu bermacam-macam.
Kalimat yang masuk akal (logis)
Contoh:
o Sekarang acara sambutan Ketua Panitia. Waktu dipersilahkan.
Yang baku: Sekarang acara sambutan Ketua Panitia. Waktu kami berikan.
o Jalannya upacara pemberangkatan jenazah banyak dikunjungi orang.
Yang baku: Upacara pemberangkatan jenazah dikunjungi banyak orang.
o Pengamanan, menurut seorang pejabat kepolisian, masih tetap disiagakan.
Yang baku: Pengamanan, menurut seorang pejabat kepolisian, masih tetap ditingkatkan.
PERTEMUAN KE-8
Kalimat yang tidak bertele-tele
Contoh:
Menurut keterangan polisi Surabaya aksi protes tersebut ditujukan kepada seorang dosen dengan dibawah pimpinan seorang mahasiswa yang mempunyai maksud tidak setuju dengan tindakan tersebut yang dalam pengantar perkuliahannya bertindak tidak wajar terhadap mahasiswa-mahasiswanya dengan cara memukul dan melempar anak kunci dan memprotes metode yang dilakukan dalam loboratorium bahasa.
Yang baku: Menurut keterangan polisi Surabaya aksi protes yang ditujukan kepada dosen, karena diterapkannya metode yang tidak wajar dalam perkuliahan di laboratorium bahasa
Kalimat yang sesuai dengan ejaan yang berlaku
Contoh: (baca: Pertemuan ke-2 dan ke-3)
Kalimat yang sesuai dengan lafal Indonesia
(ket: Hindari lafal dialek atau lafal idiolek).
Kalimat yang sesuai dengan ejaan yang berlalku
Contoh: (baca: Pertemuan ke-2 dan ke-3)
Kalimat yang sesuai dengan lafal Indonesia
(ket: Hindari lafal dialek atau lafal idiolek)
PERTEMUAN KE-9
PERTEMUAN KE-10
ALINEA (PARAGRAF)
Alinea adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
FUNGSI ALINEA
1. mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan.
2. menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa alinea, ganti alinea berarti ganti pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengendalian variabel.terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.
Syarat alinea (paragraf) yang baik:Kesatuan
o Kepaduan
o Ketuntasan
o Keruntutan
o Konsistensi penggunaan sudut pandang
KESATUAN ALINEA
= seluruh kalimat hanya membicarakan satu pokok pikiran
KEPADUAN ALINEA
= alinea dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis.
= seluruh kalimat hanya membicarakan satu pokok pikiran
KEPADUAN ALINEA
= alinea dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis.
& KESATUAN ALINEA
Amerika adalah negara kaya. Di Amerika perkembangan ilmu pengetahuan maju pesat. Di sana bahasa yang besar, termasuk bahasa Indonesia dipelajari untuk kepentingan politik Amerika.
& KEPADUAN ALINEA
Faktur adalah tanda bukti penjualan barang. Faktur ada yang digabungkan dengan kuitansi dan faktur itu disebut faktur berkuitansi. Faktur berkuitansi cocok dipakai untuk penjualan tunai. Faktur yang kedua adalah faktur tanpa kuitansi. Faktur tanpa kuitansi ini dapat dipakai baik untuk penjualan tunai maupun kredit.
KETUNTASAN=kesempurnaan
KERUNTUTAN=penyusunan urutan gagasan dalam karangan
KERUNTUTAN=penyusunan urutan gagasan dalam karangan
&KETUNTASAN
Mahasiswa di kelas itu terdiri dari 15 orang perempuan dan 13 ornag laki-laki. Prestasi perempuan mencapai IPK 4 sebanyak 3 orang, IPK 3 sebanyak 10 orang, dan IPK 2,7 sebanyak 2 orang. Sedangkan prestasi laki-laki mencapai IPK 4 sebanyak 2 orang, IPK 3 sebanya 10 orang. Mereka yang belum mencapai IPK 4 brupaya meningkatkannya dengan menulis skripsi sesempurna mungkin sehingga dapat mengangkat IPK lebih tinggi. Sedangkan mereka yang sudah mencapai IPK 4 juga berupaya mendapatkan nilai skripsi A dengan harapan dapat mempertahankan IPK akhir tetap 4.
&KERUNTUTAN
Pendidikan berkualitas itu mahal. Mahasiswa yang mengharapkan kemampuannya berkualitas internasional harus bersedia membayar sarana yang diperlukan untuk mencapai kemampuan tersebut.Pertama, sarana standar: teknologi komputer dan sofware mutakhir on line dengan internet, laboratorium teknis untuk praktikum, dan buku-buku mutakhir. Kedua, pengajar berkualitas sudah pasti penuntut bayaran yang lebih mahal. Ketiga, sarana penunjang ruang kuliah disertai mesin pendingin.Selain itu penyelenggara pendidikan nasih harus menyediakan sarana lain untuk memenuhi syarat standar internasional, misalnya ISO 9001 atau ISO 2001.
KONSISTENSI PENGGUNAAN SUDUT PANDANG=sudut pandang penulis dari awal sampai akhir.
Penulis membatasi kajian ini sebatas pada konsep kebahasaan dalam penulisan ilmiah bagi mahasiswa di perguruan tinggi. Untuk memudahkan pemahaman konsep dan aplikasinya, penulis mengidentifikasi konsep-konsep tersebut dengan definisi dan pengertian. Untuk memudahkan aplikasinya, penulis berikan contoh-contoh yang relevan dengan teorinya.
PERTEMUAN KE-10
KALIMAT TOPIK
Kalimat Topik adalah kalimat yang berisi gagasan utama dalam alinea.
LETAK KALIMAT TOPIK DALAM ALINEA
1. Kalimat topik pada awal alinea (Alinea Deduktif).
2. Kalimat topik pada akhir alinea (Alinea Induktif).
3. Kalimat topik pada awal dan akhir alinea). (Alinea Induktif-Deduktif/Campuran).
4. Kalimat topik pada seluruh alinea.
ALINEA DEDUKTIF (1) DAN ALINEA INDUKTIF (2)
(1). Harga sebagian barang pokok bergerak naik. Beras seminggu lalu berharga Rp200,00/liter kini berubah jadi Rp225,00/liter. Gula pasir melonjak dar Rp250,00/kg menjadi Rp300,00/kg. Minyak kelapa walaupun tidak seberapa naiknya tetapi…..
(2). Yang dimaksud kebudayaan fisik cukup jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan nonfisik ada yang berupa pemikiran dan ada yang berujud tingkah laku. Adapun contoh hasil kebudayaan fisik diantaranya patung, lukisan, rumah, bangunan, mobil, dan jembatan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah aliran filsafat, pengetahuan, temuah ilmiah, etika, dan estetika. Hasil kebudayaan yang berujud tingkah laku di antaranya adalah sikap dan kebiasaan, adatistiadat, sendratari, drama, bertani, bahkan berkelahi. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan nonfisik.
PENGEMBANGAN ALINEA:
adalah strategi yang dilakukan penulis untuk mencapai target penulisan.
adalah strategi yang dilakukan penulis untuk mencapai target penulisan.
Pengembangan alinea berdasarkan posisi kalimat topiknya, menghasilkan alinea:
• Deduktif
• Induktif
• Deduktif-Induktif
• Penuh kalimat topik
Pengembangan alinea berdasarkan fungsinya dalam karangan, menghasilkan alinea:
• Pembuka (contoh pada slide berikut!)
• Pengembang (contoh pada slide berikut!)
• Penutup (contoh pada slide berikut!)
Pengembangan alinea berdasarkan sifat isinya, menghasilkan alinea:
1. Persuasif 4. Deskriptif (contoh pada slide berikut)
2. Ekspositoris 5. Argumentatif (contoh pada slide berikiut)
3. Naratif
CONTOH ALINEA PEMBUKA (1), PENGEMBANG (2), DAN PENUTUP (3)
(1) Secara umum dapat dikatakan bahwa surat adalah alat untuk menyampaikan informasi secara tertulis. Batasan itu mengandung pengertian yang sangat luas karena banyak sekali maksud yang dapat dituangkan secara tertulis, misalnya karangan berbentuk artikel, makalah, skripsi, dan buku. Oleh sebab itu, batasan tersebut perlu dipertegas lagi denga penekanan bahwa maksud yang disampaikan melalui surat dapat berupa permintaan, penolakan, dan sebagainya.
(2) Walaupun demikian, batasan di atas pun masih belum mencakup misi atau pesan yang diemban oleh surat secara keseluruhan. Dalam pengertian sehari-hari, surat umumya hanya dikenal sebagai alat untuk meyampaikan berita secara tertulis. Pengertian tersebut adalah penertian sempit akibat anggapan surat hanya merupakan alat untuk mengirim kabar atau berita, padahal surat mengandung aspek yang lebih luas meliputi…
(3) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya surat adalah informasi tertulis yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi tulis yang dibuat dengan persyaratan tertentu yang khusus berlaku untuk surat menyurat.
CONTOH ALINEA DESKRIPTIF (1) DAN ARGUMENTATIF (2)
(1) Kuda nil adalah binatang air yang besar dengan kaki menjejak tanah. Binatang ini hidup di Afrika. Kecuali gajah, kuda nil adalah binatang terberat yang menjejak tanah. Seekor kuda nil yang besar, ukuran badannya dapat menyamai tiga mobil sedan. Tentu kita tidak ingin kuda nil menginjak jari kita, bukan?
(2) Saya akan mengoreksi pernyataan Sdr. Yusja yang mengatakan bahwa ”Jika seseorang berjalan dari titik terus menerus menuju angka yang lebih besarke kanan akan sampai8 pada bilangan yang tidak terhingga. Tetapi mungkin juga orang itu akan sampai pada titik nol kembali. Bukankah dunia ini bulat?” Pertana akan saya sampaikan adalah garis blangan itu datar. Jika kita berjalan ke arah kanan (sumbu positif), maka perjalanan kita tidak akan berakhir sampai kita mati. Kita tidak akan pernah mencapai bilangan tak terhingga karena bilangan tak terhingga itu tidak ada.Ketidakhinggaan itu adalah sifat, bukan bilangan. Kedua kita tidak akan pernah kembali ke titik nol sebab jika……..
PERTEMUAN KE-11
TOPIK, TEMA, DAN JUDUL KARANGAN
TOPIK KARANGAN adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian. (Topik adalah proposisi yang berwujud frasa atau kalimatyang menjadi inti pembicaraan atau pembahasan).
Contoh:
3. Tantangan industri strategis menyongsong era globalisasi.
4. Pemberdayaan bisnis berbasis sumber daya alam.
5. Pembelajaran mahasiswa dengan multimedia.
TEMA KARANGAN adalah ide atau gagasan tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya. (Tema adalah pengungkapan maksud dan tujuan/tesis. Tema = tujuan = tesis).
Contoh:
6. Menjelaskan cara mengantisipasi kebijakan industri strategis dalam konteks internasionalisasi.
7. Menjelaskan cara/upaya pemberdayaan bisnis yang berbasis sumenber daya alam.
8. Menjelaskan cara/teknik sistem pembalajaran dengan menggunakan multimedia.
Judul karangan
Judul=nama=titel karangan
Syarat judul yang baik
1. Sesuai dengan topik.
2. Sesuai dengan isi karangan.
3. Berbentuk frase, bukan kalimat.
4. Singkat.
5. Jelas.
Contoh:
• Upaya meningkatkan pendapatan asli daerah melalui sektor perikanan laut pada Pemerintah Kabupaten Sumeep.
• Analisis fungsi bahasa Indonesia dalam komunikasi bisnis pada pelayanan pajak di Kabupaten Sumenep.
MANFAAT KERANGKA KARANGAN
KERANGKA KARAGAN adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan.
Manfaat:
• Akan mempermudah pengarang menuliskan karangannya.
• Akan mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai dua kali
• Akan mencegah pengarang ke luar dari sasaran yang telah ditetapkan.
• Melalui kerangka karangan pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur karangam.
Syarat kerangka karangan yang baik:
• Menggunakan bentuk kerangka stadar.
• Menggunakan inden atau lurus secara konsisten.
• Menggunakan penomoran secara konsisten.
• Kerangka karangan tidak sama dengan dartar isi.
MEMBUAT KERANGKA KARANGAN
Pola Penyusunan
o Pola Alamiah (urutan ruang, urutan waktu)
o Pola Logis (urutan kalimat, urutan sebab-akibat, urutan, pemecahan masalah, urutan umum-khusus).
KERANGKA KARANGAN URUTAN PEMECAHAN MASALAH).
Contoh 1 (Penulisam Makalah)
I. PENDAHULUAN
1.1. Larat Belakang dan Masalah
1.2. Pentingnya Pembahasan Masalah
1.3. Sudut Pandang Dan Pendekatan
1.4. Pembatasan Masalah
II. PEMBAHASAN
2.1. Masalah yang Dihadapi
2.2. Cara Pemecahan Masalah
2.3. Dukungan
2.4. Hambatan
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Contoh 2 (Penulisan Skripsi)
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1. Analisis
2.2. Sintesis
Bab III Hasil Penelitian
3.1. Interpretasi
3.2. Implikasi
Bab IV Simpulan
Contoh 3 (Kerangka Karangan Penuliaan Skripsi Mahasiswa Unija Sumenep)
PERTEMUAH KE-12
Fungsi kutipan:
o Penguat, pendukung, atau pembanding pendapat sendiri.
o Pendapat yang ditentang atau dikoreksi.
o Pendapat yang diambil sebagai bahan uraian.
Kutipan Tidak Langsung (kutipan isi)
Contoh:
o Menurut pendapat Keraf (1980:316) ada empat macam metode berpidato.
o Keraf (1980:316) mengatakan…..
o Nasution dalam Keraf (1980:4) memberikan alasan…
o Menurut Kompas (2007, 24/12:1)…………..
o Depdiknas (2003:22) mengatakan…………..
Kutipan Langsung (kutipan lengkap)
Contoh (kurang dari 5 baris)
Yassin (1967:10) menyatakan “ tentang pengertian…”
Contoh (5 baris atau lebih)
“Pendekatan behaviorisme berpangkal dari pandangan ahli psikologi yang berpendapat bahwa anak lahir belum membawa…………………………… ……………… . ..…………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
(Pateda, 1990:76).
PERTEMUAN KE-13
CATATAN KAKI (FOOT NOTE) digunakan:
o Untuk memberikan keterangan tambahan tentang fakta, konsep, gagasan, sumber data atau keterangan lain yang relevan.
o Untuk memberikan penjelasan tambahan tentang masalah yang dikemukakan.
o Untuk memberikan tambahan argumentasi terhadap pendapat yang diragukan atau ditentang.
CARA PENULISAN CATATAN KAKI
o Harus diberikan nomor penunjukan terhadap teks yang dijelaskan.
o Diletakkan di bawah garis (sepanjang 15 ketikan) yang berada 3 spasi di bawah teks bagian bawah.
o Masuk 5-7 ketikan dari sembir kiri.
o Menggunakan satu spasi.
o Jarak antara dua catatan kaki, sebanyak 2 spasi.
Contoh: ……semakin efisien. 1
______________________________
1) Prof. Dr. Nurimansyah Hasibuan. Ekonomi Industri: Persaingan-Monopoli-Regulasi, Diktat Kuliah, 1990, Fakultas Ekonomi Unija, hal. 12.
2) ....
PERTEMUAN KE-14
DAFTAR PUSTAKA (BIBLIOGRAPHY)
1. Jarak penulisan daftar kepustakaan satu spasi, antara satu kepustakaan dengan yang lain diberi jarak dua spasi.
2. Huruf pertama rapat sembir kiri, sedang baris berikutnya mundur 4 ketikan dari sembir kiri.
3. Nama penulis disusun menurut abjad, umumnya tidak perlu memberikan nomor urut.
4. Informasi disajikan dalam urutan nama pengarang, judul kepustakaan, keterangan penerbit, dan waktu terbitan. Antara informasi itu dipisahkan dengan tanda titik.
Contoh:
Teguh, Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi.. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 1999.
PERTEMUAN KE-15
1. Pengetikan/spasi
KTI ditulis pada kertas HVS 80 g ukuran kuarto, tidak bolak-balik. Diketik dari tepi kiri 4 cm, tepi kanan 3 cm, dari batas atas 4 cim, dari bawah 3 cm. Jarak antara baris 1,5 spasi atau 2 spasi. Kecuali: kutipan langsung, judul daftar/tabel/gambar, dan daftar pustaka yang menggunakan 1 spasi.
2. Penomoran
Pada bagian pengantar tulisan, mulai dari kata pengantar sampai abstrak, diberi nomor halaman angka Romawi kecil. Selanjutnya mulai dari Bab I sampai halaman terakhir digunakan angka Arab.
Nomor halaman dituliskan di tengah atau di sudut kanan atas halaman. Pada halaman yang mempunyai judul bab, nomor halaman diletakkan dibagian bawah halaman, baik di tengah atau di kanan bawah.
Tugas Mahasiswa
Tugas Kelompok
1. Cari referensi tentang kebahasaan di internet.
2. Setiap klp menyerahkan minimal 3 judul .
3. Setiap klp terdiri paling banyak 3 anggota.
4. Disetor paling lambat saat UTS dalam 1 CD untuk semua mahasiswa.
Tugas Individual
1. Buat makalah/artikel tentang kebahasaan
2. Panjang karangan minimal 2 lembar folio.
3. Terketik rapi.
4. Disetor paling lambat saat UAS dalam 1 CD untuk semua mahasiswa.
KONTRAK KULIAH
Kehadiran 20%
Rata-rata Tugas: bobot 15%
UTS: bobot 25%
UAS: bobot 40%
Absensi:
lebih dari atau sama dengan 75% bonus 5 poin
kurang dari 75% tidak boleh mengikuti UAS.
Standar Konversi Nilai
A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 65 – 74
C = 50 – 54
D = 25 – 49
E = 0 - 25
VITAE
NAMA : Drs. H. AKHMAD NURHADI, S.Pd., M.Si.
ALAMAT : Jl. Dr. Cipto Gg VII Blok i-2 Kolor Sumenep
PENDIDIKAN : 1. S-1 Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Universitas Madura Pamekasan.
2. S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas PGRI-Adhibuana
Surabaya.
3. S-2 Magister Administrasi Publik Universitas
Wijaya Putra Surabaya.
PEKERJAAN : Dosen Universitas Wiraraja Sumenep
ORGANISASI : Wakil Ketua Tahfidh Pengurus Cabang NU
Kab. Sumenep
Kontak Person: (0328) 661187 / 081999980270
Sumenep, Maret 2011
Edisi Revisi
BAHAN AJAR STATISTIKA PENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI I.LMU KEISLAMAN AQIDAH USYMUNI (STIKA) TRATE SUMENEP
BAHAN AJAR STATISTIKA PENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI I.LMU KEISLAMAN AQIDAH USYMUNI (STIKA) TRATE SUMENEP
TM-1,
STATISTIK PENDIDIKAN
Dosen: H,A, Nurhadi
Literatur:
- Pengantar Statistik Pendidikan oleh Anas Sudijono
- Statistik Psikologi dan Pendidikan oleh Hasan Langulung,
- Metode Statistik oleh Sudjana,
1, Pengantar Konsep Statistik Pendidikan
1.1. Pengertian Statistik
a, Secara Etimologis (asal kata)
1), Statistik Satus (Latin)
Staat (Belanda) Negara
State (Inggris)
2), Statistik
= data kualitatif /kuantitatif yang mempunyai arti penting/berguna bagi
negara,
3), Statistik
= data kuantitatif (= berupa bilangan/angka)
b, Secara Terminologis (peristilahan)
1), Statistik ialah konsep bahan keterangan yang berupa angka/bilangan,
2), Statistik ialah kegiatan yang mencakup
a) pengumpulan data;
b) penyusunan data;
c) pengumuman dan pelaporan data; dan
d) analisis data,
3), Statistik = metode statistik
4), Statistik = Ilmu Statistik (Statistics, Inggris)
ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan memperkembangkan secara ilmiah prinsip-prinsip, metode, dan prosedur yang perlu ditempuh atau dipergunakan dalam rangka:
a), Pengumpulan data angka,
b), Penyusunan atau pengaturan data angka,
c), penyajian, penggambaran, pelukisan data angka,
d), penganalisisan data angka,
e), Penarikan kesimpulan, pembuatan perkiraan, penyusunan ramalan atas
dasar kumpulan data angka,
1.2. Ruang Lingkup yang akan diajarkan
a. Pengantar Konsep Statistik,
b. Distribusi Frekuensi,
c. Tendensi Sentral,
d. Penyebaran Data,
e. Distribusi Normal,
f. Inferensi Statistik Sederhana,
g. Analisis Korelasi
TM-2,
2, Data dan Pengukurannya
2.1. Pengertian Data Statistik
Data = Keterangan
Data statistik adalah data yang berujud angka/bilangan yang bersifat agregatif, serta mencerminkan suatu kegiatan dalam atau lapangan tertentu,
2.2. Penggolongan
a. Berdasarkan sifat:
1), Data kontinyu pecahan
2), Data diskrit bulat
b. Berdasarkan cara menyusun angka:
1), Data nominal penggolongan
2), Data ordinal urutan
3), Data interval jarak
c. Berdasar bentuk angka:
1), Data tunggal
2), Data kelompok
d. Berdasarkan sumber
1), Data primer
2), Data skunder
e. Berdasarkan waktu
1), Data seketika
2), Data urutan waktu
2.3. Contoh Data Statistik
a. Data statistik yang berkaitan dengan prestasi belajar anak didik, seperti:
1), Nila hasil ulangan/tugas/kuis,
2), Nilai hasil tes seleksi penerimaan calon siswa atau mahasiswa,
3), Nilai hasil UN (ujian nasional)
4), Nilai hasil US (ujian sekolah),
5), Nilai rapor/STTB,
6), Skor hasil tes I,Q,
7), Skor hasil tes kepribadian,
8), Skor hasil penjurusan,
9), Dan lain-lain,
b. Data statistik yang berkaitan dengan keadaan anak didik, seperti:
1), Jumlah anak didik secara keseluruhan dari tahun ke tahun,
2), Jumlah anak didik ditinjau dari segi:
a). Tingkat atau kelasnya,
b). Fakultas atau jurusannya,
c). Jenis kelaminnya,
d). Daerah asalnya,
e). Sekolah asalnya,
f). Status pekerjaan orang tuanya,
g). Tingkat pendidikan orang tuanya,
h). Agama yang dianutnya,
i). Dan lain-lain,
3), Jumlah lulusan/alumnus
a). Jumlah anak didik yang berhasil naik tingkat/kelas,
b). Jumlah anak didik yang berhasil dan yang tidak berhasil dalam ujian akhir,
c). Jumlah lulusan sarjana dari tahun ke tahun,
d). Dan lain-lain,
c. Data statistik yang berkaitan dengan staf pengajar,
d. Data statistik yang berkaitan dengan staf administrasi,
e. Data statistik yang berkaitan dengan anggaran dan belanja,
f. Data statistik yang berkaitan dengan bidang perlengkapan,
g. Data statistik yang berkaitan dengan kepustakaan,
h. Data statistik tentang angka presensi anak didik, staf pengajar, dan staf administrasi,
2.4. Prinsip Pengumpulan Data
a. Lengkap, bukan banyak,
b. Tepat jenis, waktu, guna, alat,
c. Benar, bukan palsu,
2.5. Cara Pengumpulan Data
a. Sensus,
b. Sampling,
2.6. Bentuk Pengumpulan Data
a. Observasi,
b. Interview,
c. Angket,
d. Dokumentasi,
e. Tes,
2.7. Alat Pengumpulan Data
a. Check List,(daftar, daftar cek)
b. Rating Scale,(skala bertingkat)
c. Interview Guide (pedoman wawancara),
d. Questionaire (daftar pertanyaan),
TM-3
DISTRIBUSI FREKUENSI
3.1. Pengertian
a. Variabel = perubah = faktor tak tetap = gejala yang dapat di ubah-ubah,
b. Frekuensi = berapa kalikah suatu variable muncul,
c. Tabel = alat penyajian data statistik yang berbentuk (dituangkan dalam bentuk) kolom dan lajur,
d. Tabel distribusi frekuensi = tabel frekuensi ialah alat penyajian data statistik yang berbentuk kolom dan lajur yang di dalamnya dimuat angka yang dapat melukiskan atau menggambarkan pancaran atau pembagian frekuensi dari variabel yang sedang menjadi obyek penelitian,
3.2. Macam dan contoh
a. Tabel Distribusi Frekuensi (TDF) Data Tunggal
TABEL I:
TDF NILAI UNAS 2006 UNTUK MAPEL BAHASA INDONESIA DARI 40 SISWA MTS ASWAJA TRATEE SUMENEP
NILAI (X) | FREKUENSI (f) |
8 7 6 5 | 6 9 19 6 |
N | 40 |
b. TDF Data Kelompok
TABEL II:
TDF TENTANG USIA DARI SEJUMLAH 50 GURU AGAMA ISLAM YANG BERTUGAS PADA SDN DI KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2006-2007
USIA | FREKUENSI (f) |
50 – 54 45 – 49 40 – 44 35 – 39 30 – 34 25 – 29 | 6 7 10 12 8 7 |
TOTAL (N) | 50 |
c. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif (TDFK) Data Tunggal
TABEL III
TDFK NILAI UNAS 2006 MAPEL BAHASA INDONESIA DARI 40 SISWA MTS ASWAJA TRATEE SUMENEP
NILAI (X) | f | fk (b) | Fk (a) |
8 7 6 5 | 6 9 19 6 | 40 34 25 6 | 6 15 24 40 |
N | 40 | - | - |
d. TDFK Data Kelompok
TABEL IV:
TDFK USIA 50 ORANG GURU AGAMA ISLAM YANG BERTUGAS PADA SDN DI KECAMATAN KOTA KABUPATEN SEMUNEP TAHUN PELAJARAN 2006-2007
USIA | f | fk (b) | fk (a) |
50 – 54 45 – 49 40 - 44 35 – 39 30 - 34 25 – 29 | 6 7 10 12 8 7 | 50 = N 44 37 27 15 7 | 6 13 23 35 43 50 = N |
TOTAL | 50 = N | - | - |
e. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif (TDFR) Data Tunggal
TABEL V:
TDFR TENTANG NILAI UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DARI SEJUMLAH 40 ORANG SISWA MTS TRATEE SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2005-2006
NILAI (X) | f | PERSENTASI (p) |
8 7 6 5 | 6 9 19 6 | 15,0 22,5 47,5 15,0 |
TOTAL | 40=N | 100,0 = S p |
f. TDFR Data Kelompok
TABEL VI:
TDFR TENTANG USIA DARI SEJUMLAH 50 ORANG GURU AGAMA ISLAM YANG BERTUGAS PADA SDN DI KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2006-2007
USIA | f | p |
50 – 54 45 – 49 40 – 44 35 – 39 30 – 34 25 - 29 | 6 7 10 12 8 7 | 12,0 14,0 20,0 24,0 16,0 14,0 |
TOTAL | 50 = N | 100,0 = S p |
g. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif (TDFRK) Data Tunggal
TABEL VII:
TDFRK TENTANG NILAI UJIAN NASIONAL DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DARI SEJUMLAH 40 ORANG SISWA MTS TRATEE SUMEMENP TAHUN PELAJARAN 2005-2006
NILAI (X) | p | pk (b) | pk (a) |
8 7 6 5 | 15,0 22,5 47,5 15,5 | 100,0 = S p 85,00 62,5 15,0 | 15,0 37,5 85,5 100,0 = S p |
TOTAL | 100,0 = S p | - | - |
h. TDFRK Data Kelompok
TABEL VIII:
TDFRK TENTANG USIA DARI SEJUMLAH 50 ORANG GURU AGAMA ISLAM YANG BERTUGAS MENGAJAR DI SDN KECAMATAN KOTAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2006-2007
USIA | p | pk (b) | Pk (a) |
50 – 54 45 – 49 40 – 44 35 – 39 30 – 34 25 - 29 | 12,0 14,0 20,0 24,0 16,0 14,0 | 100,0 = S p 88,0 74,0 54,0 30,0 14,0 | 12,0 36,0 46,0 70,0 86,0 100,0 = S p |
TOTAL | 100,0 = S p | - | - |
TM-5
CARA MEMBUAT
TDF DATA TUNGGAL DAN TDF DATA KELOMPOK
5.1. Fungsi TDF adalah menjadi alat penyajian data statistik yang teratur, ringkas, dan jelas,
5.2. Cara membuat TDF Data Tunggal
a. Buatlah TDF dari data berikut:
Dari sejumlah 40 orang siswa MI diperolah nilai ulangan Matematika sebagai berikut:
5 8 6 4 6 7 9 6 4 5
3 7 8 6 5 4 6 7 7 10
4 6 5 7 8 9 3 5 6 8
10 4 9 5 3 6 8 6 7 6
b. Langkah-langkah:
1), Menentukan skor tertinggi (H) dan skor terendah (L),
(Diperoleh: H = 10 dan L = 3)
2), Mempersiapakan table dan menghitung frekuensi dengan bantuan tallies,
c. TDF
TABEL IX:
TDF NILAI ULANGAN MATEMATIKA YANG DIIKUTI OLEH 40 SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH TRATEE SUMENEP
NILAI (X) | TALLIES | f |
10 9 8 7 6 5 4 3 | / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / | 2 3 5 5 10 7 5 3 |
TOTAL = N = S f ( baca: sigma f) | 40 |
5.3. Cara membuat TDF Data Kelompok
a. Buatlah TDF dari sejumlah 80 orang siswa Kelas III jurusan IPA diperolah nilai hasil USEK bidang studi Biologi, sebagai berikut:
65 54 68 70 57 61 58 62 58 60 65 60 50 60 53 74
59 67 47 63 57 60 77 55 71 55 65 53 49 65 56 70
57 60 73 58 65 57 52 66 57 66 59 69 56 64 52 58
78 55 60 54 62 75 51 50 64 62 61 61 55 48 72 56
54 61 51 59 61 60 63 59 50 54 65 59 62 67 45 80
b. Langkah-langkah
1), Menentukan skor tertinggi (H) dan skor terendah (L),
(Diperoleh: H = 80 dan L = 45)
2), Menghitung Range (R): R = H – L + 1;
di mana:
R: Range = Total Range = banyaknya nilai mulai nilai terencah sampai nilai tertinggi,
H: Nilai tertinggi
L: Nilai terendah
Diperoleh:
R = H – L + 1
= 80 – 45 + 1
= 36
Maksudnya:
Apabila kita menderetkan nilai mulai dari 45 sampai 80 akan terdapat 36 nilai, yaitu:
45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54,
55, 56, 57, 58, 59, 50, 61, 62, 63, 64,
65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74,
75, 76, 77, 78, 79, 80,
3), Menghitung kelas interval (i): R/i = antara 10 s,d, 20
(Catatan: i agar diupayakan merupakan bilangan gasal untuk meudahkan menentukan nilai tengah/midpoint),
Diperoleh: R/i = antara 10 s,d, 20
36/i = antara 10 s,d, 20
i = 3, jadi terdapat 12 deret kelas interval,
4), Menetapkan bilangan dasar (batas antara interval yang satu dengan interval yang lain) dengan berpedoman:
a), Bilangan dasar merupakan kelipatan dari i,
b), Dalam interval tertinggi terkandung nilai tertinggi (H),
c) Dalam interval terendah terkandung nilai terendah (L),
Diperolah:
H = 80
L = 45
i = 3
Bilangan dasar: ( dari nilai R yang habis dibagi i)
45, 48, 51, 54, 57, 60, 63, 66, 69, 72, 75, dan 78,
Interval: (dari interval tertinggi sampai interval terendah),
78 – 80 (terkandung H = 80),
75 – 77
72 - 74
69 – 71
66 – 68
63 – 65
60 – 62
57 – 59
54 – 56
51 – 53
48 – 50
45 – 47 (terkandung nilai L = 45),
5, Mempersiapkan tabel dan menghitung frekuensi dengan bantuan tallies,
6, TDF
TABEL X:
TDF Nilai USEK bidang studi Biologi dari 80 orang siswa Kelas III jurusan IPA SMA 1 Longos Sumenep
Interval | Tallies | f |
78 – 80 75 – 77 72 - 74 69 – 71 66 – 68 63 – 65 60 – 62 57 – 59 54 – 56 51 – 53 48 – 50 45 – 47 | / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / | 2 2 3 4 5 10 17 14 11 6 4 2 |
TOTAL = N = S f | 80 |
5.4. Tugas (hasilnya dikumpulkan minggu depan)
a. Nilai hasil ulangan harian dari sejumlah 60 orang siswa MTs dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
7 5 8 3 6 4 6 7 5 9
4 6 8 6 8 5 7 5 9 7
3 4 6 5 5 4 8 6 5 6
9 7 5 8 6 4 6 7 8 10
7 6 3 9 5 7 6 3 8 7
10 8 7 6 6 5 7 7 6 6
Buatlah:
1), Tabel Distribusi Frekuensi,
2), Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif,
3), Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
4), Tabel Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif,
c. Nilai hasil ulangan harian dari sejumlah 60 orang siswa MTs dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
81 33 66 44 66 75 65 96 66 67
42 56 88 76 78 55 76 56 95 75
32 54 66 65 55 54 86 66 55 66
93 47 55 78 46 54 65 67 85 100
74 66 33 89 45 75 66 36 58 76
100 78 67 76 56 55 76 76 65 67
Buatlah:
1), Tabel Distribusi Frekuensi,
2), Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif,
3), Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
4), Tabel Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif,
GRAFIK
6.1. Grafik adalah alat penyajian data statistik yang divisualisasikan atau dituangkan dalam bentuk lukisan (garis, gambar, atau lambing),
6.2. Macam-macam Grafik
a. Grafik Balok = Grafik Batang = Barchart
1), Grafik Balok Tunggal
2), Grafik Balok Ganda atau Majemuk
3), Grafik Balok Terbagi,
4), Grafik Balok Vertikal,
5), Grafik Balok Horisontal,
6), Grafik Balok Bilateral,
b. Grafik Lingkaran = Diagram Pastel = Cyrclegram
c. Grafik Gambar = Pictogram = Pictograph
d. Grafik Peta = Kartogram = Statistical Map
e. Grafik Bidang
f. Grafik Volume
g. Grafik Garis
1), Grafik Garis Tunggal,
2), Grafik Garis Majemuk atau Ganda,
3), Grafik Polygon atau Polygon Frequency,
h. Grafik Ruang = Grafik Histogram = Histogram Frequency
6.3. Grafik yang paling sering digunakan dalam analisis ilmiah adalah
1), Grafik Poligon (Polygon Frequency),
2), Grafik Histogram (Histogram Frequency),
6.4. Cara membuat Grafik Polygon Data Tunggal
a. Langkah-langkah
1), Membuat sumbu X = absis,
2), Membuat sumbu Y = ordinat,
3), Menetapkan titik O = perpotongan absis dan ordinat,
4), Menempatkan nilai pada sumbu X,
5), Menempatkan frekuensi pada sumbu Y,
6), Melukis grafik poligonnya,
b. Grafik Poligon Frekuenssi
GRAFIK NO,1
POLIGON FREKUENSI TENTANG NILAI ULANGAN MATEMATIKA YANG DIIKUTI OLEH 40 SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH TRATEE SUMENEP
6.5. Cara membuat Grafik Polygon Data Kelompok,
a. Langkah-langkah
1), Membuat sumbu X = absis,
2), Membuat sumbu Y = ordinat,
3), Menetapkan titik O = perpotongan absis dan ordinat,
4), Menentukan nilai tengah (midpoint) masing-masing interval,
[(batas atas + batas bawah) : 2]
5), Menempatkan nilai pada sumbu X,
6), Menempatkan frekuensi pada sumbu Y,
7), Melukis grafik poligonnya,
b, Grafik poligon frekuensinya:
GRAFIK NO, 2
POLIGON FREKUENSI TENTANG NILAI USEK BIDANG STUDI BIOLOGI DARI 80 ORANG SISWA KELAS III JURUSAN IPA SMA 1 LONGOS SUMENEP
6.6. Cara membuat Grafik Histogram Data Tunggal
c. Langkah-langkah
1), Membuat sumbu X = absis,
2), Membuat sumbu Y = ordinat,
3), Menetapkan titik O = perpotongan absis dan ordinat,
4), Menentukan nilai nyata (true value) tiap-tiap interval
(9,50 – 10,50; 8,50 – 9,50: 7,50 – 8,50, dst),
5), Menempatkan nilai nyata pada sumbu X,
6), Menempatkan frekuensi pada sumbu Y,
7), Melukis grafik histogramnya,
d. Grafik Histogram Frekuenssi
GRAFIK NO,3
HISTOGRAM FREKUENSI TENTANG NILAI ULANGAN MATEMATIKA YANG DIIKUTI OLEH 40 SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH TRATEE SUMENEP
6.7. Cara membuat Grafik Histogram Data Kelompok,
b. Langkah-langkah
1), Membuat sumbu X = absis,
2), Membuat sumbu Y = ordinat,
3), Menetapkan titik O = perpotongan absis dan ordinat,
4), Menentukan nilai nyata masing-masing interval,
(77,50 -80,50; 74,50 – 77,50; 71,50 – 74,50; dst)
4), Menempatkan nilai nyata sumbu X,
5), Menempatkan frekuensi pada sumbu Y,
6), Melukis grafik histogramnya,
b, Grafik Histogram frekuensinya:
GRAFIK NO, 4
HISTOGRAM FREKUENSI TENTANG NILAI USEK BIDANG STUDI BIOLOGI DARI 80 ORANG SISWA KELAS III JURUSAN IPA SMA 1 LONGOS SUMENEP
TM-7
RATA-RATA = RERATA= AVERAGE
7.1.Pengertian
1 Rata-Rata = Nilai Rata-rata = Harga Rata-rata = Ukuran Rata-rata = Ukuran Tendensi Sentra, (Measure of Central Tendency) = Ukuran Nilai Pertengahan (Measure of Central Value) = Ukuran Posisi Pertengahan (Measure of Central Position),
2 Rata-rata adalah tiap bilangan yang dapat dipakai sebagai wakil dari rentetan nilai,
3 Macam-macam:
a. Rata-rata Hitung = Nilai Rata-rata Hitung = Arithmetic Mean = Mean (Lambang: M atau X)
b. Rata-rata Pertengahan = Nilai Rata-rata Pertengahan = Nilai Rata-rata Letak = Median = Medium (Lambang: Mdn atau Me atau Mn),
c. Modus = Mode (Lambang: Mo),
d. Rata-rata Ukur = Nilai Rata-rata Ukur = Geometric Mean (Lambang: GM),
e. Rata-rata Harmonik = Nilai Rata-rata Harmonik = Harmonic Mean (Lambang: HM),
7.2.Mean
1. Pengertian:
Mean dari sekelompok (sederet) angka (bilangan) adalah jumlah dari keseluruhan angka (bilangan) yang ada, dibagi dengan banyaknya angka (bilangan) tersebut,
2. Cara mencari Mean
a. Data Tunggal
1), Rumus: Mx = ; dimana:
Mx: Mean
Σfx: Jumlah hasil perkalian frekuensi x nilai
N : Jumlah f
2), Contoh:
TABEL XI
Tabel,…,(isi dengan no urut table) Nilai Ujian Sekolah Bidang Studi Sejarah dari Sejumlah 100 Orang Siswa Kelas XII SMA 1 Sumenep
Nilai (x) | Frekuensi (f) |
10 9 8 7 6 5 4 3 2 | 1 2 4 20 35 22 11 4 1 |
N = 100 |
Tabel Perhitungan:
f | fx | |
10 9 8 7 6 5 4 3 2 | 1 2 4 20 35 22 11 4 1 | 10 18 32 140 210 110 44 12 2 |
N = 100 | Σfx= 578 |
Jadi: Mx =
=
= 5,78,
b. Data Kelompok
1), Metode Panjang
Rumus: Mx =
2), Metode Singkat:
Rumus: Mx = M' + i ( )
di mana: Mx : Mean
M' : Mean terkaan/taksiran
i : interval class
Jumlah dari hasil perkalian antara titik tengah
buatan sendiri dengan frekuensi dari masing-
masing interval,
N : Jumlah frekuensi
c. Contoh:
1), Mencari Mean data kelompok dengan metode panjang
Tabel XII:
Nilai Tes Seleksi Bidang Studi Bahasa Inggris dari Sejumlah 800 Orang Calon Siswa Baru pada SMA Swasta
Interval Nilai | frekuensi |
75 - 79 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 | 8 16 32 160 240 176 88 40 32 8 |
N = 800 |
Tabel Perhitungan:
Interval Nilai | f | x | fx |
75 - 79 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 – 34 | 8 16 32 160 240 176 88 40 32 8 | 77 72 67 62 57 52 47 42 37 32 | 616 1152 2144 9920 13680 9152 4136 1680 1184 256 |
N = 800 | - | ∑fx = 43920 |
Jadi: Mx =
=
= 54,90,
2), Mencari Mean data kelompok dengan metode singkat
TABEL XIII:
Tabel,…,(isi dengan no urut tabel) Nilai Tes Seleksi Bidang Studi Bahasa Inggris dari Sejumlah 800 Orang Calon Siswa Baru pada SMA Swasta
Interval Nilai | frekuensi |
75 - 79 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 | 8 16 32 160 240 176 88 40 32 8 |
N = 800 |
Tabel perhitungan
Interval Nilai | f | x | x’ | fx’ |
75 - 79 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 | 8 16 32 160 240 176 88 40 32 8 | 77 72 67 62 (57) M’ 52 47 42 37 32 | +4 +3 +2 +1 0 -1 -2 -3 -4 -5 | +32 +48 +64 +160 0 -176 -176 -120 -128 -40 |
N = 800 | - | - | -336= |
Mx = M' + i ( )
= 57 + 5()
= 54,90
TM-8
8.1.Median = Nilai Rata-rata Pertengahan = Nilai Rata-rata Letak = Nilai Posisi Tengah (Lambang: Mdn, Me, dan Mn),
- Pengertian
Median adalah suatu nilai atau suatu angka yang membagi suatu distribusi ke dalam dua bagian yang sama besar,
- Cara mencari Mdn,
1), Data Tunggal
a), Rumus:
Mdn = I + atau Mdn = u - ; di mana:
Mdn : Median
I : lower limit (batas bawah nyata dari skor yang
mengandung Mdn,
N : Number of case (jumlah f)
fkb : frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor
yang mengandung Mdn)
fi : frekuensi asli (f yang mengandung nilai Mdn)
u : upper limit (batas atas nyata dari skor yang
mengandung Mdn)
fka : frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor
yang mengandung Mdn)
b), Contoh:
Data usia sejumlah 50 orang Guru Agama Islam yang bertugas pada SDN
di Kec Kota Sumenep
26 28 27 24 31 27 25 28 26 30
29 27 26 30 25 23 31 28 26 27
31 24 27 29 27 30 28 26 29 25
23 29 27 26 28 25 27 28 30 25
24 29 31 27 26 28 27 26 27 27
c), Tabel:
Tabel XIV:
Tabel Distribusi Frekuensi untuk mencari Median usia sejumlah 50 orang Guru Agama Islam yang bertugas
pada SDN di Kec Kota Sumenep
Nilai (x) | Tally | f | fk(b) | fk(a) |
31 | //// | 4 | 50=N | 4 |
30 | //// | 4 | 46 | 8 |
29 | //// | 5 | 42 | 13 |
28 | //// // | 7 | 37 | 20 |
27 | //// //// // | 12 | 30 | 32 |
26 | //// | 8 | 18 | 40 |
25 | //// | 5 | 10 | 45 |
24 | /// | 3 | 5 | 48 |
23 | // | 2 | 2 | 50=N |
Total | - | 50=N |
d), Perhitungannya:
Mdn = I +
26,5 +
26,5 +0,33
26,83 = 27
Tugas Mahasiswa: Carilah Mdn data di atas dengan menggunakan rumus: Mdn = u -
Bandingkan hasilnya!
2) Data Kelompok
a), Rumus:
Mdn = I + atau Mdn = u - ; di mana:
Mdn : Median
I : lower limit (batas bawah nyata dari skor yang
mengandung Mdn,
N : Number of case (jumlah f)
fk(b) : frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor
yang mengandung Mdn)
fi : frekuensi asli (f yang mengandung nilai Mdn)
u : upper limit (batas atas nyata dari skor yang
mengandung Mdn)
fk(a) : frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor
yang mengandung Mdn)
i : interval kelas
fi : frekuensi yang terletak pada skor yang mengandung Mdn,,
b), Contoh: (data!)
c), Tabel:
TABEL V:
…………………………………,
Interval Nilai | f | fk(b) | fk(a) |
65 - 69 | 6 | 100 = N | 6 |
60 - 64 | 24 | 94 | 30 |
55 - 59 | 25 | 70 | 55 |
50 - 54 | 15 | 45 | 70 |
45 - 49 | 10 | 30 | 80 |
40 - 44 | 6 | 20 | 86 |
35 - 39 | 5 | 14 | 91 |
30 - 34 | 4 | 9 | 95 |
25 - 29 | 3 | 5 | 98 |
20 - 24 | 2 | 2 | 100 = N |
Total | 100 = N |
d), Perhitungan
Mdn = u -
59,5 -
59,5 - = 59,5 – 4 = 55,5 = 56
8.2.Modus = Mode (Lambing: Mo )
- Pengertian
Modus adalah suatu skor atau nilai yang mempunyai frekuensi paling banyak,
- Cara mencari Modus
1), Data Tunggal
(tinggal melihat nilai pada f tertinggi)
Tugas Mahasiswa: Buat contoh!
2), Data Kelompok
a), Rumus:
Mo = l + x i atau Mo = u - x I ; di mana:
Mo = Modus
l = lower limit (batas bawah nyata dari interval yang
mengandung Modus)
u = upper limit (batas atas nyata dari interval yang
mengandung Modus),
fa = frekuensi yang terletak di atas interval yang
mengandung Modus,
fb = frekuensi yang terletak di bawah interval yang
mengandung Modus,
i = interval class,
b), Contoh:
TABEL XVI: Nilai Hasil Ujian Semester Mata Kuliah
Perbandingan Agama dari Sejumlah 40 Orang
Mahasiswa,
Interval Nilai | f |
85-89 80-84 75-79 70-74 65-69 (60-64) 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 | 2 2 3 4 5 fa (10) frekuensi maksimal 5 fb 4 3 2 1 |
Total | 40 = N |
Interval yang mengandung modus,
Mo = l + x i
= 59,50 + = 59,5 + 2,5 = 62
Tugas Mahasiswa untuk mencoba dengan rumus yang lain!
Tugas Kelompok (Maksimal 4 orang) :
Skor Hasil Tes Seleksi dalam Mata Pelajaran Dirasat Islamiyah dari Sejumlah 266 Orang Calon yang Terdiri dari Para Lulusan SMTA,
Skor | frekuensi |
90 - 94 85 - 89 80 - 84 75 - 79 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 | 4 10 14 19 30 33 40 32 25 21 18 10 6 3 1 |
Total | 266 |
Tentukan:
- Mean
- Median
- Modus
- Grafik Poligonnya
- Histogramnya,
TM-9
UKURAN PENYEBARAN DATA
9.1. Pengertian
Ukuran Penyebaran Data adalah:
a. Luas penyebaran data,
b. Variasi data,
c. Homoginitas data,
d. Stabilitas data,
9.2. Macam-macam:
a. Range
b. Deviasi:
1), Deviasi Rata-rata,
2), Deviasi Standar
9.3. Range (Lambang: L)
adalah salah satu ukuran statistik yang menunjukkan jarak penyebaran antara skor yang terendah sampai skor yang tertinggi,
a. Rumus: R = H - L, di mana:
R: Range yang kita cari
H: Highest Score (skor yang tertinggi)
L: Lowest Score (skor yang terendah)
b. Cara mencari Range
TABEL XVII: Perhitungan Range Nilai Hasil Tes untuk 5 Macam Bidang Studi
yang Diikuti oleh 3 Orang Calon yang Mengikuti Tes Seleksi
Penerimaan Calon Mahasiswa Baru pada Sebuah Perguruan
Tinggi Agama Islam,
No, Uj, | Nama | Nilai yang Dicapai | Jml Nilai | Mean | |||||||
PMP | Dir, Is | B,Ind | Bhs, Ar | Bhs, Ingg | H | L | R | ||||
1, 2, 3, | A B C | 85 58 65 | 55 65 65 | 75 72 65 | 45 60 65 | 65 70 65 | 85 72 65 | 45 58 65 | 40 14 0 | 325 325 325 | 65 65 65 |
9.4. Deviasi
Adalah selisih atau simpangan dari masing-masing skor atau interval dari nilai rata-rata nilai hitungnya,
9.5. Deviasi Rata-rata (Mean Deviation=MD atau Average Deviation=AD)
a. Pengertian
Deviasi Rata-rata adalah jumlah harga mutlak deviasi dari tiap-tiap skor dibagi dengan banyaknya skor itu sendiri,
b. Cara mencari Deviasi Rata-rata,
Rumus: AD = ; di mana:
AD = Average Deviation = Mean Rata-rata
= Jumlah hasil perkalian antara deviasi tiap-tiap skor
dengan frekuensi masing-masing skor tersebut,
N = Number of cases
c. Contoh:
1. Data Tunggal
Usia (X) | f | fX | x | fx |
31 30 29 28 27 26 25 24 23 | 4 4 5 7 12 8 5 3 2 | 124 120 145 196 324 208 125 72 46 | 31- 27,2 = 3,8 …………,,2,8 …………, 1,8 …………,,0,8 …………-0,2 …………-1,2 ………,, -2,2 …………-3,2 …………-4,2 | 15,2 11,2 9,0 5,6 -2,4 -9,6 -11,0 -9,6 -8,4 |
Total | 50 = N | 1360 = | - | 82,0 = |
Mx = = = 27,2
AD = = = 1,64
2. Data Kelompok
TABEL XIV: Perhitungan Deviasi Rata-rata
Interval | f | X | fX | x | fx |
70 - 74 65 - 60 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 59 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 | 3 5 6 7 7 17 15 7 6 5 2 | 72 67 62 57 52 47 42 37 32 27 22 | 216 335 372 399 364 799 630 259 192 135 44 | 25,19 20,19 15,19 10,19 5,19 0,19 -4,81 -9,81 -14,81 -19,81 - 24,81 | 75,57 100,95 91,14 71,32 36,32 3,20 -72,20 -68,70 -88,89 -99,07 -49,64 |
Total | 80 = N | - | 3745 = | - | 756,88 = |
Mx = = = 46,81
AD = = = 9,47
TATAP MUKA-10
DEVIASI STANDAR
10.1.Deviasi Standar (Standard Deviation=SD)
1). Pengertian
Deviasi Standar adalah deviasi yang telah distandarkan.
2). Cara mencari SD data tunggal
Rumus: SD = ; di mana:
SD = Deviasi standar
= Jumlah hasil perkalian antara
frekuensi masing-masing skor,
dengan deviasi skor yang telah
dikuadratkan.
.Contoh:
Tabel XV: Perhitungan Deviasi Standar dari Data pada contoh di
Atas
X | f | fX | x | x2 | fx2 |
31 30 29 28 27 26 25 24 23 | 4 4 5 7 12 8 5 3 2 | 124 120 145 196 324 208 125 72 46 | +3,8 +2,8 +1,8 +0,8 -0,2 -1,2 -2,2 -3,2 -4,2 | 14,44 7,84 3,24 0,64 0,04 1,44 4,84 10,24 17,64 | 57,76 31,36 16,20 4,48 0,48 11,52 24,20 30,72 35,28 |
Total | 50 = N | 1360 = | 212 = |
Mx = = = 27,2
: SD = =
3). Cara mencari SD data kelompok
10.2.
TM: 11
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
(TEKNIK ANALISIS KORELASIONAL)
11.1. Pengertian Korelasi
Korelasi adalah hubungan antar dua variable atau lebih.
Contoh:
a. dua variable (bivariat)
Korelasi antara Prestasi Belajar (variable X) dengan Kerajinan Kuliah (variable Y).
b. lebih dari dua variable (multivariat).
Korelasi antara Prestasi Belajar (variable X) dengan Kerajinan Kulian (variable Y1), Keaktifan Mengunjungi Perpustakaan(variable Y2 ), dan Keakktifan Berdiskusi (variable Y3).
11.2. Arah Korelasi
Korelasi Positif Korelasi Negatif
Var X Var Y Var X Var Y Var X Var Y Var X Var Y
11.3. Angka Korelasi
Pengertian
Angka Indeks/Koefisien Korelasi adalah sebuah angka yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui seberapa besar kekuatan korelasi di antara variable yang sedang diselidiki koralsinya.
Lambang:
ü Koefisien Korelasi Teknik Korelasi Product Moment: rx,y
ü Koefisien Korelasi Teknik Korelasi Tata Jenjang: ρ baca: ‘rho’.
ü Koefisien Korelasi Teknik Korelasi Phi: φ baca: “fi”.
ü Koefisien Korelasi Teknik Korelasi Kontingensi: KK.
Besarnya: antara 0 dan ±1
11.4. Teknik Analisis Korelasional
Pengertian:
Teknik Analisis Korelasional adalah teknik analisis statistik mengenai hubungan antar dua variable atau lebih.
Tujuannya:
a. Ingin mencari bukti.adanya korelasi.
b. Ingin menjawab pertanyaan.apakah hubungannya kuat, sedang, atau lemah.
c. Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian tentang signifikansi hubungan..
Penggolongan:
a. Teknik Analisis Korelasional Bivariat.
1). Teknik Korelasi Product Moment.
2). Teknik Korelasi Koefisien Phi.
3). Teknik Korelasi Kontingensi.
4). Dll.
b. Teknik Analisis Korelasional Multivariat.
11.5. Teknik Korelasi Product Moment (Teknik Korelasi Pearson).
Pengertian:
Teknik Korelasi Product Moment adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi antar dua variable yang kerap kali digunakan.
Cara menghitung dan memberi interpretasi
a. Data Tunggal
Rumus: rxy =
Contoh Perhitungan:
Tabel V.1. Mean Nilai Hasil Belajar dari Sejumlah 20 Orang Mahasiswa pada
Ujian Semester di Fakultas dan Mean dari Nilai STTB Mereka di
SMA.
No. | NAMA MAHASISWA | MEAN NILAI HASIL UJIAN SEMESTER DI FAKULTAS (X) | MENA NILAI STTB DI SLTA (Y) |
1. 2. 3. 4. 5. 6 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. | A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T | 6,5 5,8 7,2 6,9 7,6 6,7 6,2 5,6 6,.8 6,0 6,4 6,2 7,2 6,5 6,3 6,6 5,8 6,3 7,4 6,0 | 7,5 5,6 6,6 6,4 6,9 6,2 5,9 5,8 6,1 7,1 7,4 7,2 6,3 6,7 6,5 7,6 5,9 7,3 7,8 7,2 |
Tabel V.2. Tabel Kerja untuk Mencari Angka Indek Korelasi antara Variabel
X (Mean Nilai Ujian Semester di Fakultas) dan Variabel Y
(Mean Nilai STTB di SMA).dari Sejumlah 20 Orang Mahasiswa
di Sebuah Fakultas
SUBYEK | X | Y | x | y | xy | x2 | y2 |
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T | 6,5 5,8 7,2 6.9 7,6 6,7 6,2 5,6 6,8 6,0 6,4 6,2 7,2 6,5 6,3 6,6 5,8 6,3 7,4 6,0 | 7,5 5,6 6,6 6,4 6,9 6,2 5,9 5,8 6,1 7,1 7,4 7,2 6,3 5,7 6,5 7,6 5,9 7,8 7,8 7,2 | 0,0 -0,7 0,7 0,4 1,1 0,2 -0,3 -0,9 0,3 -0,5 -0,1 -0,3 0,7 0,0 -0,2 0,1 -0,7 -0,2 0,9 -0,5 | 0,8 -1,1 -0,1 -0,3 0,2 -0,5 -0,8 -0,9 -0,6 0,4 0,7 0,5 -0,4 0,0 -0,2 0,9 -0,8 0,6 1,1 0,5 | 0,00 0,77 -0,07 -0,12 0,22 -0,10 0,24 0,81 -0,18 -0,20 -0,07 -0,15 -0,28 0,00 0,04 0,09 0,56 -0,12 0,99 -0,25 | 0,00 0,49 0,49 0,16 1,21 0,04 0,09 0,81 0,09 0,25 0,01 0,09 0,49 0,00 0,04 0,01 0,49 0,04 0,81 0,25 | 0,64 1,21 0,01 0,09 0,04 0,25 0,64 0,81 0,36 0,16 0,49 0,25 0,16 0,00 0,04 0,81 0,64 0,36 1,21 0,25 |
N=20 |
Rxy =
b. Data Kelompok
11.6. Teknik Korelasi Phi
11.7. Teknik Korelasi Koefisien Kontingensi